Pemerintah akan mengkaji kemungkinan penurunan kembali harga premium dan solar, dari berita yang kita dapat berapa turunnya masih akan dibahas lagi dalam rapat cabinet di Istana Negara. Apakah turun Rp 500,00 seperti yang diharapkan Kamar Dagang Dan Industri ( KADIN ) sehingga harga premium menjadi Rp 4,500,00 atau bakal murah lagi, seperti yang diketahui bersama 1 Desember 2008 yang lalu pemerintah menurunkan harga penurunan dari Rp 6,000,00 menjadi Rp 5,500,00. Dua minggu kemudian, 15 Desember diturunkan lagi menjadi Rp 5,000,00, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 2 kali dalam kurun waktu dua bulan merupakan sesuatu yang luar biasa dan patut kita sambut gembira. Apalagi, jika diikuti penurunan Tarif Dasar Listirk (TDL), tentu akan sangat membantu menggairahkan perekonomian Indonesia yang sekarang lagi lesu sehingga kembali bergairah ditengah kesulitan akibat ekonomi global.
Read More......
Dengan BBM yang lebih murah,tarif angkutan umum seharusnya bisa diturunkan dan biaya produksi industry juga akan turun sehingga harga-harga seharusnya bisa turun secara signifikan. Penurunan harga kebutuhan pokok akan meringankan beban rakyat Indonesia yang hidupnya semakin sulit pascakrisis ekonomi global yang berimbas ke negeri pengeksopr minyak yang telah berubah menjadi negeri pengimpor minyak ini.
Akan tetapi dengan dua kali penurunan harga premium dari Rp 6,000,00 menjadi Rp 5,000,00 nyatanya belum begitu terasa manfaatnya bagi masyarakat luas. Tarif angkutan umum sebagian kecil memang sudah ada yang diturunkan, tetapi sebagian besar masih memberlakukan tarif pascakenaikan harga BBm, dari Rp 4,500,00 menjadi Rp 6,000,00. Para pengusaha angkutan beralasan karena harga suku cadang tidak turun. Penurunan tarif angkutan pun hanya sedikit sehingga tidak terlalu berasa. Apalagi harga-harga kebutuhan pokok masih relative tinggi. Padahal, seharusnya dengan penurunan harga BBM, akan mempengaruhi ongkos produksi dan seharusnya tercermin pada harga akhir yang berlaku di Masyarakat. Harga barang murah, juga akan menggairahkan perdagangan karena omzet penjualan meningkat dan ini tentunya mengguntungkan pengusaha juga.
Sebagai akhir dari artikel ini mudah-mudahan dengan harga BBM yang murah TDL yang turun akan menekan laju inflasi sehingga harga kebutuhan pokok juga akan bisa diturunkan. Kalau harga turun, akan terjadi penguatan daya beli dan konsumsi rumah tangga meningkat sehingga perekonomian tetap tumbuh.
Akan tetapi dengan dua kali penurunan harga premium dari Rp 6,000,00 menjadi Rp 5,000,00 nyatanya belum begitu terasa manfaatnya bagi masyarakat luas. Tarif angkutan umum sebagian kecil memang sudah ada yang diturunkan, tetapi sebagian besar masih memberlakukan tarif pascakenaikan harga BBm, dari Rp 4,500,00 menjadi Rp 6,000,00. Para pengusaha angkutan beralasan karena harga suku cadang tidak turun. Penurunan tarif angkutan pun hanya sedikit sehingga tidak terlalu berasa. Apalagi harga-harga kebutuhan pokok masih relative tinggi. Padahal, seharusnya dengan penurunan harga BBM, akan mempengaruhi ongkos produksi dan seharusnya tercermin pada harga akhir yang berlaku di Masyarakat. Harga barang murah, juga akan menggairahkan perdagangan karena omzet penjualan meningkat dan ini tentunya mengguntungkan pengusaha juga.
Sebagai akhir dari artikel ini mudah-mudahan dengan harga BBM yang murah TDL yang turun akan menekan laju inflasi sehingga harga kebutuhan pokok juga akan bisa diturunkan. Kalau harga turun, akan terjadi penguatan daya beli dan konsumsi rumah tangga meningkat sehingga perekonomian tetap tumbuh.