tag:blogger.com,1999:blog-69345625461327211412024-02-19T12:31:49.663+07:00"adil ka'talino Bacuramin ka' saruga Basengat ka' jubata""saya datang saya melihat dan saya menang""novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-50051316047132140682010-05-19T20:17:00.002+07:002010-05-19T20:20:24.368+07:00Evaluasi Besar Event " NAIK DANGO "<div style="text-align: justify; font-family: times new roman; font-style: italic;" class="fullpost"> </div><div style="text-align: justify; font-family: times new roman; font-style: italic;">Saya sangat sepakat jika event “Naik Dango” ( suatu event ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yg melimpah terutama hasil panen besar ) di evaluasi ulang karena beberapa faktor, tidak sedikit rumah adat yang di bangun terbengkali pasca Naik Dango, solusi : untuk memudahkan Promosi dapat di pusatkan disatu tempat saja, misal saja di Kabupaten. Ini dilakukan agar pembengkakan anggaran bisa di hindari, karena selama ini terlalu boros anggaran untuk pembuatan rumah adat setiap tahunnya, bisa kita bayangkan untuk peserta naik dango di Kab Landak ( KALBAR ) berjumlah 23 Kecamatan, jika dilaksanakan bergilir, otomatis 23 tahun kemudian baru dipakai kembali rumah adatnya. So apa yg terjadi dengan rumah adat kalau udah 23 tahun ga dipakai,dijamin rusaklah! sementara yg baru aja udah rusak, yg tak kalah pentingnya agar dalam event Naik Dango, nama tokoh pelopor pesta ini di abaikan sehingga ada kesan sendiri. Ini semata mata di lakukan untuk membawa event Naik Dango dapat dikenal luas, karena jika boleh jujur Event naik Dango ini sangat belum ter “EXSPOSE”, sedangkan ini aset budaya yg sangat menjanjikan….!! To be continue…<br />Salam dariku dari tanah rantau…..!!</div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-77572594536091277562009-02-05T18:14:00.005+07:002009-02-05T18:28:55.214+07:00Upacara "Tiwah" dan "Mangkok Merah" save to culture 3<div align="justify"><strong>Upacara Tiwah<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span></strong>Upacara Tiwah merupakan acara adat suku Dayak. Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung yang sudah di buat. Sandung adalah tempat yang semacam rumah kecil yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia.<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Upacara Tiwah bagi Suku Dayak sangatlah sakral, pada acara Tiwah ini sebelum tulang-tulang orang yang sudah mati tersebut di antar dan diletakkan ke tempatnya (sandung), banyak sekali acara-acara ritual, tarian, suara gong maupun hiburan lain. Sampai akhirnya tulang-tulang tersebut di letakkan di tempatnya (Sandung).<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span></div><div class="fullpost" align="justify"><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><strong>Mangkok merah<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span></strong>Dunia Supranatural bagi Suku Dayak memang sudah sejak jaman dulu merupakan ciri khas kebudayaan Dayak. Karena supranatural ini pula orang luar negeri sana menyebut Dayak sebagai pemakan manusia ( kanibal ). Namun pada kenyataannya Suku Dayak adalah suku yang sangat cinta damai asal mereka tidak di ganggu dan ditindas semena-mena. Kekuatan supranatural Dayak Kalimantan banyak jenisnya, contohnya Manajah Antang. Manajah Antang merupakan cara suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari keberadaan musuh yang sulit di temukan dari arwah para leluhur dengan media burung Antang, dimanapun musuh yang di cari pasti akan ditemukan. Mangkok merah merupakan media persatuan Suku Dayak. Mangkok merah beredar jika orang Dayak merasa kedaulatan mereka dalam bahaya besar. “Panglima” atau sering suku Dayak sebut Pangkalima biasanya mengeluarkan isyarat siaga atau perang berupa mangkok merah yang di edarkan dari kampung ke kampung secara cepat sekali. Dari penampilan sehari-hari banyak orang tidak tahu siapa panglima Dayak itu. Orangnya biasa-biasa saja, hanya saja ia mempunyai kekuatan supranatural yang luar biasa. Percaya atau tidak panglima itu mempunyai ilmu bisa terbang kebal dari apa saja seperti peluru, senjata tajam dan sebagainya.<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Mangkok merah tidak sembarangan diedarkan. Sebelum diedarkan sang panglima harus membuat acara adat untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memulai perang. Dalam acara adat itu roh para leluhur akan merasuki dalam tubuh pangkalima lalu jika pangkalima tersebut ber “Tariu” ( memanggil roh leluhur untuk untuk meminta bantuan dan menyatakan perang ) maka orang-orang Dayak yang mendengarnya juga akan mempunyai kekuatan seperti panglimanya. Biasanya orang yang jiwanya labil bisa sakit atau gila bila mendengar tariu. Orang-orang yang sudah dirasuki roh para leluhur akan menjadi manusia dan bukan. Sehingga biasanya darah, hati korban yang dibunuh akan dimakan. Jika tidak dalam suasana perang tidak pernah orang Dayak makan manusia. Kepala dipenggal, dikuliti dan di simpan untuk keperluan upacara adat. Meminum darah dan memakan hati itu, maka kekuatan magis akan bertambah. Makin banyak musuh dibunuh maka orang tersebut makin sakti.<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Mangkok merah terbuat dari teras bambu (ada yang mengatakan terbuat dari tanah liat) yang didesain dalam bentuk bundar segera dibuat. Untuk menyertai mangkok ini disediakan juga perlengkapan lainnya seperti ubi jerangau merah (acorus calamus) yang melambangkan keberanian (ada yang mengatakan bisa diganti dengan beras kuning), bulu ayam merah untuk terbang, lampu obor dari bambu untuk suluh (ada yang mengatakan bisa diganti dengan sebatang korek api), daun rumbia (metroxylon sagus) untuk tempat berteduh dan tali simpul dari kulit kepuak sebagai lambang persatuan. Perlengkapan tadi dikemas dalam mangkok dari bambu itu dan dibungkus dengan kain merah. Menurut cerita turun-temurun mangkok merah pertama beredar ketika perang melawan Jepang dulu. Lalu terjadi lagi ketika pengusiran orang Tionghoa dari daerah-daerah Dayak pada tahun 1967. pengusiran Dayak terhadap orang Tionghoa bukannya perang antar etnis tetapi lebih banyak muatan politisnya. Sebab saat itu Indonesia sedang konfrontasi dengan Malaysia. Menurut kepercayaan Dayak, terutama yang dipedalaman Kalimantan yang disampaikan dari mulut ke mulut, dari nenek kepada bapak, dari bapak kepada anak, hingga saat ini yang tidak tertulis mengakibatkan menjadi lebih atau kurang dari yang sebenar-benarnya, bahwa asal-usul nenek moyang suku Dayak itu diturunkan dari langit yang ke tujuh ke dunia ini dengan “Palangka Bulau” ( Palangka artinya suci, bersih, merupakan ancak, sebagai tandu yang suci, gandar yang suci dari emas diturunkan dari langit, sering juga disebutkan “Ancak atau Kalangkang” ).<br /><br /></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-4771732393957093822009-02-05T18:06:00.004+07:002009-02-05T18:26:41.600+07:00"Keberadaan suku dayak dan asal usulnya", save to culture 2<div align="justify">Mencoba menerawang kembali keberadaan suku dayak dan asal mulanya, berikut sedikit cerita tentang itu semua , Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan yang hidup berkelompok yang tinggal di pedalaman, di gunung, dan sebagainya. Kata Dayak itu sendiri sebenarnya diberikan oleh orang-orang Melayu yang datang ke Kalimantan. Orang-orang Dayak sendiri sebenarnya keberatan memakai nama Dayak, sebab lebih diartikan agak negatif. Padahal, semboyan orang Dayak adalah “Menteng Ueh Mamut”, yang berarti seseorang yang memiliki kekuatan gagah berani, serta tidak kenal menyerah atau pantang mundur.<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>ASAL MULA<span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Pada tahun (1977-1978) saat itu, benua Asia dan pulau Kalimantan yang merupakan bagian nusantara yang masih menyatu, yang memungkinkan ras mongoloid dari asia mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan dengan melintasi pegunungan yang sekarang disebut pegunungan “Muller-Schwaner”. Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati. Namun setelah orang-orang Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Malaka datang, mereka makin lama makin mundur ke dalam.<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Belum lagi kedatangan orang-orang Bugis, Makasar, dan Jawa pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Suku Dayak hidup terpencar-pencar di seluruh wilayah Kalimantan dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan. Suku ini terdiri atas beberapa suku yang masing-masing memiliki sifat dan perilaku berbeda.<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak, sering disebut ”Nansarunai Usak Jawa”, yakni sebuah kerajaan Dayak Nansarunai yang hancur oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389 (Fridolin Ukur,1971). Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasala dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1608).<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span></div><div class="fullpost" align="justify"><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Sebagian besar suku Dayak memeluk Islam dan tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai orang Melayu atau orang Banjar. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman di Kalimantan Tengah, bermukim di daerah-daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Lawas dan Watang Balangan. Sebagain lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang Sultan Kesultanan Banjar yang terkenal adalah Lambung Mangkurat sebenarnya adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot Danum)<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Tidak hanya dari nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa diperkirakan mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming tahun 1368-1643. Dari manuskrip berhuruf kanji disebutkan bahwa kota yang pertama di kunjungi adalah Banjarmasin. Tetapi masih belum jelas apakah bangsa Tionghoa datang pada era Bajarmasin (dibawah hegemoni Majapahit) atau di era Islam.<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Kedatangan bangsa Tionghoa tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik.<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad XV Raja Yung Lo mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Chang Ho, dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa, Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkok dan guci (Sarwoto kertodipoero,1963)<span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Dibawah ini ada beberapa adat istiadat bagi suku dayak yang masih terpelihara hingga kini, dan dunia supranatural Suku Dayak pada zaman dahulu maupun zaman sekarang yang masih kuat sampai sekarang. Adat istiadat ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, karena pada awal mulanya Suku Dayak berasal dari pedalaman Kalimantan.<br /><br /></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-30930821306616194402009-02-05T17:17:00.001+07:002009-02-05T17:20:43.273+07:00Premanisme Hukum Adat Jangan Sampai Terjadi<div align="justify">Bagian Hukum dan HAM Sekretariat Daerah (Setda) Kab.Landak Kalimantan Barat menggelar Lokakarya Revitalisasi Hukum Adat di Kabupaten Landak. Tujuannya sebagai wujud kepedulian pemerintah daerah untuk meningkatkan kedudukan dan fungsi lembaga adat, terutama temenggung dan dewan adat mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan masalah tentang adat. Acara yang berlangsung 17-19 September 2008 lalu di aula Hotel Hanura Ngabang tersebut dihadiri para Timanggong dan Pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan dan Kabupaten Landak. Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Kalbar Sujarni Alloy sebagai fasilitator mengatakan, masyarakat adat Dayak Kanayatn Kabupaten Landak adalah kelompok masyarakat hukum adat yang sampai saat ini memiliki wilayah adat yang disebut Binua. "Setiap Binua dipimpin oleh seorang Tokoh adat yang disebut Timanggong yang dulunya dikenal memiliki kepemimpinan yang berwibawa dan bijaksana dalam mengambil keputusan," ungkap Alloy kepada pers usai acara penutupan. <span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Namun dalam perjalanan sejarahnya, kepemimpinan Timanggong mengalami degradasi moral yang mengakibatkan hukum adat Dayak menjadi sebuah fenomena dimata masyarakat luar yang ditandai adanya preman adat, sehingga penerapan Hukum adat Dayak dituduh macam-macam yang intinya dipandang negative oleh berbagai pihak, bahkan masyarakat adat Dayak sendiri. "Persoalan ini jelas mengancam keberadaan hukum adat Dayak itu sendiri," kata Alloy. Ditambahkannya, dari lokakarya tersebut, setelah melakukan refleksi terhadap keberadaan hukum adat di Kabupaten Landak menghasilkan rekomendasi yang bersifat internal dan eksternal. <span style="font-family:times new roman;"><br /></span></div><div class="fullpost" align="justify"><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>Untuk internal, diantaranya untuk memperbaiki citra Timanggong ke depan dalam proses pemilihan Timanggong perlu memperhatikan sosok figur yang layak menjadi Timanggong memiliki ciri-ciri yakni memiliki loyalitas, bersifat adil dalam memutuskan hukum adat, menganut kepercayaan sebagai landasan moral. Memiliki sikap berani dan konsisten dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas jabatan dan keputusan yang diambil. <span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>"Untuk menjaga citra hukum adat Dayak agar tetap eksisnya baik dimata pihak luar, pemerintah dan negara, lembaga adat Dayak perlu menata dan memperkuat institusi lokal berdasarkan warisan leluhur," paparnya. Kemudian, para Timanggong perlu mensosialisasikan tentang hukum adat kepada masyarakat adat melalui berbagai media massa dan momentum budaya. Masyarakat Dayak terus berupaya menegakkan hukum adat Dayak bersama pemerintah. <span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;"></span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span>"Masyarakat Adat Dayak harus utuh, tidak terkontaminasi dengan hukum lainnya. Pelaksanaan hukum adat jangan pandang bulu. DAD dan Timanggong harus bersatu untuk menegakkan hukum adat," urai Alloy. Selanjutnya rekomendasi eksternal diantaranya, pemerintah daerah proaktif dalam memotivasi masyarakat adat melalui kegiatan yakni mengadakan seminar, lokakarya tentang budaya adat dan hukum adat, menetapkan hukum adat merupakan bagian dari hukum Negara dan masyarakat harus memahami makna adat Dayak yang merupakan azas hukum di masyarakat adat.<br /><br /><br /><br /></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-47931246414610923092009-01-16T20:08:00.003+07:002009-01-16T20:16:04.169+07:00“PASCA TURUNNYA HARGA BBM DAN TDL”<div align="justify"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOdb-oI3r3d2RX9XfWBUtWLYbJY1QZkhyphenhyphen0liwbNMvkHVF6TV7SsxE0Xa438BN-2-nNd6fJ8gx0kxvn7OGlo01Ft9FC4vAxKsfTbEn1RbB0tm6meliLu237kzaIQ_hNMzFZKsmlxz3M2k0/s1600-h/bekelit2258-f.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOdb-oI3r3d2RX9XfWBUtWLYbJY1QZkhyphenhyphen0liwbNMvkHVF6TV7SsxE0Xa438BN-2-nNd6fJ8gx0kxvn7OGlo01Ft9FC4vAxKsfTbEn1RbB0tm6meliLu237kzaIQ_hNMzFZKsmlxz3M2k0/s200/bekelit2258-f.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5291878179100103282" /></a><span>Pemerintah akan mengkaji kemungkinan penurunan kembali harga premium dan solar, dari berita yang kita dapat berapa turunnya masih akan dibahas lagi dalam rapat cabinet di Istana Negara. Apakah turun Rp 500,00 seperti yang diharapkan Kamar Dagang Dan Industri ( KADIN ) sehingga harga premium menjadi Rp 4,500,00 atau bakal murah lagi, seperti yang diketahui bersama 1 Desember 2008 yang lalu pemerintah menurunkan harga penurunan dari Rp 6,000,00 menjadi Rp 5,500,00. Dua minggu kemudian, 15 Desember diturunkan lagi menjadi Rp 5,000,00, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 2 kali dalam kurun waktu dua bulan merupakan sesuatu yang luar biasa dan patut kita sambut gembira. Apalagi, jika diikuti penurunan Tarif Dasar Listirk (TDL), tentu akan sangat membantu menggairahkan perekonomian Indonesia yang sekarang lagi lesu sehingga kembali bergairah ditengah kesulitan akibat ekonomi global. </span><span><br /></span><div class="fullpost"><span>Dengan BBM yang lebih murah,tarif angkutan umum seharusnya bisa diturunkan dan biaya produksi industry juga akan turun sehingga harga-harga seharusnya bisa turun secara signifikan. Penurunan harga kebutuhan pokok akan meringankan beban rakyat Indonesia yang hidupnya semakin sulit pascakrisis ekonomi global yang berimbas ke negeri pengeksopr minyak yang telah berubah menjadi negeri pengimpor minyak ini.</span><span><br /></span><span>Akan tetapi dengan dua kali penurunan harga premium dari Rp 6,000,00 menjadi Rp 5,000,00 nyatanya belum begitu terasa manfaatnya bagi masyarakat luas. Tarif angkutan umum sebagian kecil memang sudah ada yang diturunkan, tetapi sebagian besar masih memberlakukan tarif pascakenaikan harga BBm, dari Rp 4,500,00 menjadi Rp 6,000,00. Para pengusaha angkutan beralasan karena harga suku cadang tidak turun. Penurunan tarif angkutan pun hanya sedikit sehingga tidak terlalu berasa. Apalagi harga-harga kebutuhan pokok masih relative tinggi. Padahal, seharusnya dengan penurunan harga BBM, akan mempengaruhi ongkos produksi dan seharusnya tercermin pada harga akhir yang berlaku di Masyarakat. Harga barang murah, juga akan menggairahkan perdagangan karena omzet penjualan meningkat dan ini tentunya mengguntungkan pengusaha juga. </span><span><br /></span><span>Sebagai akhir dari artikel ini mudah-mudahan dengan harga BBM yang murah TDL yang turun akan menekan laju inflasi sehingga harga kebutuhan pokok juga akan bisa diturunkan. Kalau harga turun, akan terjadi penguatan daya beli dan konsumsi rumah tangga meningkat sehingga perekonomian tetap tumbuh. </span><br /><br /><br /><br /></div></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-22697799555884215432009-01-14T15:22:00.001+07:002009-01-14T15:28:31.180+07:00Tujuh pioritas Pembangunan KALBAR , Penuhi Kebutuhan Pasar<div align="justify"><span>Memenuhi visi dan misinya pada saat kampanye, Gubernur Kalbar Cornelis menetapkan tujuh prioritas pembangunan, yaitu peningkatan : </span><span><br /></span><span>(1) derajat kesejahteraan masyarakat, </span><span><br /></span><span>(2) kecerdasan sumber daya manusia,</span><span><br /></span><span>(3) derajat kesehatan masyarakat, </span><span><br /></span><span>(4) sumber daya aparatur dan pelayanan publik, </span><span><br /></span><span>(5) pembangunan infrastruktur dasar, </span><span><br /></span><span>(6) kemampuan pembiayaan pembangunan, dan </span><span><br /></span><span>(7) pemerataan pembangunan, keadilan, aman, damai dan ketahanan budaya.</span><span><br /></span><span><br /></span><span>Ketujuh prioritas pembangunan tersebut dikatakannya sebagai upaya dan strategi membangun Kalbar yang memiliki keunikan dibanding dengan provinsi lainnya, yaitu sebagai wilayah yang memiliki perbatasan darat, laut dan udara dengan negara Malaysia, disamping ciri penyebaran penduduk yang tidak merata termasuk yang berdiam di kepulauan kecil di Kalbar.</span><span><br /></span><div class="fullpost"><span>Adapun sasaran utama dari prioritas tersebut adalah terpenuhinya kebutuhan dasar bagi masyarakat, dengan pertimbangan mustahil jika berbicara pembangunan dan kesejahteraan kalau masyarakat tidak makan, tidak sehat serta tidak berpendidikan. Oleh karea itu Gubernur minta agar prioritas tersebut segera dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2008 – 2013, sebagai acuan dalam pelaksanaan, pengendalian dan evaluasinya.</span><span><br /></span><span><br /></span><span>Cornelis juga menghimbau kepada seluruh Bupati/Walikota di Kalbar bersedia menata ulang batas dan jenis kewenangan yang diberikan kepada Camat untuk disesuaikan dengan letak geografis dari wilayah masing-masing. Ditambahkan olehnya bahwa dalam pelaksanaan pembangunan diberbagai daerah ada tiga kategori pembagian wilayah, yaitu wilayah pantai, pedalaman dan perbatasan serta kepulauan dan pesisir. Selanjutnya program harus dirumuskan dan diaplikasikan sesuai kebutuhan wilayah masing-masing.</span><br /><br /><br /></div></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-35018258533963383232008-09-12T21:47:00.001+07:002008-09-12T21:50:10.576+07:00Evaluasi Gerakan Mahasiswa Saat Ini<div align="justify"><span style="font-family:times new roman;">Artikel ini ditulis ketika berbincang-bincang bersama salah seorang journalis “Harian Pikiran Rakyat”, yang selalu hadir disetiap gerakan2 yang dilakukan mahasiswa/I Bandung untuk mendapatkan berita. Artikel ini pula udah lumayan lama ditulis namun baru ini di posting karena satu dan lain hal ,mungkin ini dapat dijadikan perenungan buat teman-teman kita yang aktif dipergerakan saat ini dimanapun berada.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Minggir…….minggir…..beri kami jalan!” teriak salah seorang demonstran dari kerumunan diatas atap bus kepada sopir taksi, pak sopirpun mendadak minggir dan mencoba mencari jalan alternative menghindari kemacetan jalan akibat kerumunan demonstran. Terlihat , ia mengeleng-gelengkan kepala menahan rasa kesal, fenomena seperti sudah tidak asing lagi jika ada aksi demonstran ( Bandung ). Menerawang tentang kejadian ini, jadi ingat euy ama sosiolog Peter L. Berger, klu ga salah ceritanya seperti ini “pada masa maraknya demokrasi mahasiswa AS anti perang Vietnam tahun 60-an merasa Shock mendengar teriakan-teriakan arogan mahasiswa, teriakan ini pula menurutnya senada dengan bait lagu nazi “horst Wessel Lied”, semasa perang dunia II, “die strase frei den braunen bataillonen” klu di translate k’bahasa Indonesia kira2 bunyinya seperti ini: “Bersihkan jalan2 untuk batalion2 tentara berseragam coklat”…….Konvoi demonstran dilihatnya begitu sombong,ibarat battalion tentara nazi yang lewat dijalan umum: seenaknya,tidak mengindahkan kepentingan pengguna jalan lain ( sumber dari Buku “movement and Revolution, 1964”)</span><div class="fullpost"><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Kesan seperti ini dapat pula melekat pada sebagian aksi-aksi demonstrasi mahasiswa kita saat ini, apabila ternyata platform yang diperjuangkan para mahasiswa terasa tak terkait langsung dengan kepentingan rakyat banyak. Sangat mungkin,demikianlah reaksi sebagian public terhadap kerumunan demonstran (aksi menuntut turunnya harga BBM) pada saat melewati jalan-jalan umum beberapa waktu lalu ( Bandung ). Jajak Pendapat pada harian “Pikiran Rakyat & Kompas” pada saat itu menunjukan tak kurang dari 60,4% tidak menyetujui kalau unjuk rasa dilakukan dijalan-jalan utama karena dirasakan sering menimbulkan kemacetan lalu lintas. Okey…….bila opini public semacam ini menguat,akan sangat merugikan citra mahasiswa kita dimasa yang akan datang euy . oleh karena itu,kini saatnya gerakan mahasiswa melakukan evaluasi menyeluruh,menata kembali garis-garis perjuangannya, dan mengkaji ulang strategi dan taktik yang selama ini dilakukan, ungkap Presedium B.E.M Kota Bandung beberapa waktu lalu.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Diperlukan tolak ukur untuk menilai seberapa jauh keberhasilan atau kegagalan gerakan mahasiswa saat ini, seperti halnya gerakan protes lain, berhasil tidaknya gerakan ini dapat diukur dengan melihat seberapa besar tuntutan-tuntutan yang diajukan mahasiswa mendapat respons dalam system politik yang berlaku, respons ini dapat diamati dalam beberapa bagian,yakni : </span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">1.Respons Akses ( access responsiveness ) : kesetiaan pihak sasaran mendengar tuntutan –tuntutan yang diperjuangkan gerakan.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">2.Respons Agenda ( agenda responsiveness ) : kesediaan pihak sasaran menempatkan tuntutan gerakan menjadi agenda politiknya.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">3.Respons Kebijakan ( policy responsiveness ) : kesetiaan pihak sasaran mengadopsi tuntutan gerakan menjadi kebijakan barunya.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">4.Respons output ( output responsiveness ) : Seberapa jauh kebijakan yang dilaksanakan meredakan ketidakpuasan anggota gerakan protes. (sumber dari Paul scumaker 1975)</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Selain tolak ukur diatas, yang harus diperhatikan pula adalah respons (dukungan ) masyarakat terhadap gerakan, ini yang sangat diperlukan euyyyy………….! Betapapun berhasilnya mahasiswa dalam memasukan tuntutan-tuntutan dalam system politik, namun bila gerakannya mendapat reaksi negative dari public, akan hilanglah makna seluruh gerakan,apalagi selama ini kelompok-kelompok mahasiswa menempatkan posisinya tak lebih sebagai “promotional group” yang dalam gerakannya hanya memperjuangkan nilai-nilai, gagasan-gagasan,maupun prinsip-prinsip yang memberikan keuntungan kolektif (masyarakat luas), bukan keuntungan selektif (seperti keuntungan kepada kelompok mahasiswa sendiri), </span></div></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-61556032936586697802008-09-02T19:11:00.002+07:002008-09-03T20:03:50.961+07:00"Event “ Naikan Padi Barahu” ( Naik Dango ) Bagi Orang Dayak Kanayatn" Save To Culture 1<div align="justify"><div align="justify"><span><span>Mencoba menerawang kembalI arti sebenarnya dari event “Naik Dango”, Bagi kebanyakan orang dayak pastinya sudah tahu apa itu naik dango, ok’s saya jelasin sedikit! Secara umum naik dango adalah: suatu event , suatu pesta besar ungkapan rasa syukur kepada Jubata (tuhan) atas hasil bumi yang telah diberikan kepada kita (orang dayak) dari hasil bercocok tanam padi dsb….! Bagi kebanyakan orang dayak ini wajib dilakukan , dulu kala event besar ini biasa digunakan untuk saling “bakonyonk”( bertamu ) antar keluarga,tetangga,teman2 , dll…..! event ini juga digunakan untuk saling sharing tentang permasalahan yang terjadi dikampung tersebut, karena saat2 seperti ini pula mereka dapat berkumpul satu sama lain, perlu diketahui bahwa kebanyakan mereka tinggal di Hutan untuk semntara waktu untuk bercocok tanam padi, karena lokasi kampung ke tempat berladang,sawah sangat jauh so untuk mengintensifkan waktu dan tidak terlalu capek , mereka tinggal dihutan ( oupzzzzz………saya lupa apa nama kegiatan ini dalam bahasa dayaknya ), banyak hal yang sangat mengasyikan dalam event ini terutama kita dapat bertemu keluarga besar, bagi saya pribadi yang sangat mengasyikan dalam event ini adalah: “Makanan” wajib dari Naik dango itu sendiri yakni “BONTOKNG” (sejenis makanan yang terbuat dari beras yang baru dipanen kemudian di masukan di daun “layakng” (saya kurang tahu bahasa indonesianya apa), dimasaknya pun agak unik yakni dimasukan dalam bambu besar kemudian dibakar hingga masak, aroma yang tercipta benar2 sangat khas sekali, ga ketinggalan pula hidangan wajibnya : “PO’E” (beras ketan yang dimasak dalam bambu) serta “ TUMPI” ( Cucur dalam bahasa indonesianya ) dan ga ketinggalan pula minuman khas dayak itu sendiri “TUAK”. Untuk itu semua, Mereka (orang dayak) benar2 habis-habisan untuk mempersiapkannya karena ini terjadi setahun sekali, benar2 sangat mengasyikkan melihat fenomena ini, acungan jempol dech………………..!</span></span><div class="fullpost"><span><span><br /></span></span><span><span>perhelatan ini biasanya berlangsung selama beberapa hari, event ini biasanya dimulai dengan suatu upacara adat “NYANGAHTN” (berdoa) oleh pangatuha kampung (orang yang memiliki kemampuan untuk berbicara kepadaNya) ketempat yang bagi orang dayak sangat dikeramatkan, disitu mereka meminta petunjuk, izin untuk mengadakan event ini. Timbul pertanyaan kenapa mereka meminta izin segala untuk mengadakan event ini?....menurut sumber yang saya ketahui sesuai dengan tagline “ adil ka’talino bacuramin ka’saruga ba’sengat ka’jubata” (dari ensiklopedia yang saya baca mempunyai arti bahwa semua kehidupan umat manusia dibumi ini baik tingkah laku, perbuatan, itu jubata yang mengaturnya dan dia tahu apa yang terbaik dan yang tidak yang harus dilakukan, dan kesemuanya itu akan kembali kepadaNya ) Jadi untuk itulah mengapa mereka selalu mengadakan upacara adat nyangahatn ini,dan perlu juga digarisbawahi bahwa nyangahatn merupakan pembuka setiap ritual/event orang dayak khususnya dayak kanayatn, dan akhirnya…..perhelatan ini ditutup dengan suatu adat “ BALALA” (singkat: suatu upacara adat dimana semua orang yang tinggal disuatu kampung tersebut tidak melakukan aktifitas sama sekali, keadaan kampung yang mengadakan ritual ini bener2 sunyi seperti ga da kehidupan) ritual ini berlangsung biasanya 3 hari, selama ini pulalah tidak ada aktifitas, tidak boleh berkunjung, dan tidak diperkenankan memasuki kampung tersebut, kalau semua itu dilanggar maka harus bayar adat (ga tau Euy bayar adatnya kaya gmana?.........) yang jelas jika dilanggar akan mendapat hal2 yang ga diinginkan! Adapun makna dari “balala “tersebut adalah : membersihkan hal2 yang menganggu dikampung tersebut misalnya : membuang sial,membuang penyakit, dlll……..(ga tau bnyk euy). Ini baru sedikit cerita ttg culture ditubuh orang dayak khususnya dayak kanayatn, masih banyak lagi culture2 yang belum diceritakan disini! Saya sebagai anak dayak kanayatn hanya berharap agar semua culture2 yang ada tetap dijaga dan tidak terpengaruh seiiring perkembangan dunia modern, karena ini aset yang mesti dijaga dan dilestarikan. Hayooooo…..muda/I dayak dimanapun berada mari kita bersama turut mempromosikan, menjaga budaya kita dan membawa ke level yang lebih tinggi!</span></span><span><span><br /></span></span><span><span> “kade buke diri Sae agi”………………..to be continue! </span></span><br /><br /><br /></div></div></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-17746806086806871832008-06-16T13:42:00.002+07:002008-09-03T20:09:36.622+07:00Mengapa Air Putih<div align="justify"><span>Mmmmmmm......ada apa ini? sok geura di Baca Heula,Ya. Mengapa AirPutih? Mengapa bukan nama lain? Banyak pertanyaan senada ditujukan kepada saya, Uconk dan Rahman saat membuat milis AirPutih. Kemudian, mengapa tidak ditutup saja? Sehingga hanya member yang bisa mengakses? Lalu, mengapa mau bersusah payah mengatur milis tanpa imbalan?</span><span><br /></span><span>Semuanya terangkum dalam sebuah prolog yang kami kirimkan secara otomatis kepada setiap member baru.</span><span><br /></span><span>Begini isinya…</span><span><br /></span><span>Di suatu hari di awal musim semi, seekor siput memulai perjalanannya memanjat sebuah pohon ceri. Beberapa ekor burung di sekitar pohon itu melihat sang siput dengan pandangan aneh.</span><span><br /></span><i><span>“Hei, siput tolol,” salah seekor dari mereka mencibir, “Pikirmu kemana kamu akan pergi?”.</span><span><br /></span><span>“Mengapa kamu memanjat pohon itu?” berkata yang lain, “Di atas sana tidak ada buah ceri.”</span><span><br /></span><span>“Pada saat saya tiba di atas,” kata si siput, “Pohon cerinya akan berbuah.”</span><span><br /></span><span><br /></span></i><span><br /></span><span>Demikianlah.</span><span><br /></span><span>Banyak hal unik dan menggelitik dalam setiap cerita. Namun, tanpa kita sadari, banyak inspirasi umat manusia yang sebenarnya berawal dari hal remeh. Lihatlah Leonardo da Vinci. ‘Hanya’ dengan melamun di depan pelataran berumput sambil mengagumi ciptaan tuhan beserta fenomena yang mengiringi, dia mampu mengkonsep helikopter. Meski akhirnya Igor Sykorsy yang menterjemahkan melalui bahasa mekanis dan teknologi.</span><span><br /></span><span>Lepas dari proses perkembangannya ketika helikopter menjadi salah satu alat pembunuh ciptaan Tuhan, da Vinci telah membuktikan satu hal : Sekolah terbaik telah diciptakan oleh Tuhan. Dengan bahasa Ilahi, Tuhan mengingatkan, maka celakalah orang-orang yang tidak berfikir.</span><span><br /></span><span>Cerita-cerita yang saya rangkum dari keluasan beberapa sumber (situs internet, milis, email, buku, agenda pribadi dan cerita lisan kawan ngobrol) yang dibatasi oleh kemampuan saya mengumpulkan, akhirnya dapat tersusun dengan banyak celah dan keruwetan tatanan. Sebab, jika boleh ada pembenaran atas keterbatasan, saya pada awalnya hanya menandai cerita tertentu sebagai lead atau pelatuk atau pengantar pada tulisan saya belaka. Saya suka menandai segala sesuatu dengan cara saya sendiri. Salah satunya, saya menebalkan ketikan pada cerita yang begitu kuat dan menyeruak masuk dalam nurani terdalam. Namun, saya yakin, kelak semua huruf akan menjadi tebal. Selaras dengan rasa dan keinginana untuk proses pembuktian dan perhatian.</span><div class="fullpost"><span><br /></span><span>Banyak orang suka membaca buku, mengikuti milis dan mengakses situs berisi cerita unik seperti di sini. Namun, banyak juga yang memilih cerita tertentu saja. Misalnya karenan alasan agama. Kami –bersama keyakinan dan pengetahuan yang dangkal tentang kaidah open source- sangat membuka diri menerima cerita dari mana saja. Sedemikian terbukanya, hingga saya meutuskan juga unutk tidak menjadikan file ini sebagai file read only. Namun menjadi sebuah file archieve. Semua orang bisa dan sangat diharapakan membuka serta menambahnya.</span><span><br /></span><span>Jika banyak buku rohani bertitel Sup Ayam untuk Jiwa, maka cerita di sini hanyalah segelas air putih. Tidak ada rasa, tidak ada istimewa. Selain waktu yang tepat kita meminumnya, beserta nilai fungsi yang lebih universal. Apasih yang sebenarnya lebih kita butuhkan di kegersangan wacana rohani kita? Segelas air putih atau semangkuk sup ayam ? Yang jelas, butuh dana besar untuk mendapatkan sup ayam </span><span><br /></span><span>Kelak pohon ceri(ta) ini akan berbuah pada saat saya mencapai puncaknya. Bersama Anda semua, yang saya tahu pasti, akan menambah pesat laju pohon ini dengan cerita Anda. Entah dari manapun juga datangnya. Kalau toh akhirnya pohon juga harus mengering, mati dan roboh. Biarlah pohon ini akan membatu, mengkaku dan menyatu dalam hati kita. Menjadi prasasti kebesaran sekolah Ilahi. Melalui guru fenomena dan kurikulum semangat belajar kita.</span><span><br /></span><span><br /></span><span>Semangat belajar dari alam, dari fenomena, dari siput dan pohon ceri…</span><br /><br /></div></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-4988075778410790052008-06-16T13:31:00.002+07:002008-09-03T20:09:55.871+07:00Harta Karun Menuju Sukses<div align="justify"><span>Siapa sih yang nggak mau jadi orang sukses? Bisa keliling dunia dengan hasil jerih payah sendiri tentunya merupakan impian dan kebanggaan setiap orang. Nggak ada salahnya kok punya impian yang tinggi selama diiringi dengan semangat belajar dan kerja keras.</span><span><br /></span><span><br /></span><span>Tapiii..untuk menjadi orang yang sukses itu nggak hanya bermodal kepintaran dan networking yang luas aja. Memiliki kepribadian yang menarik juga mutlak diperlukan. Psst..setiap orang itu sebenernya punya harta karun yang bisa bikin hidup jadi lebih mudah dan bahagia lho! </span><span><br /></span><span><br /></span><span>Nah dengan lima harta karun dibawah ini, dijamin gerbang kesuksesan akan menghampirimu:</span><span><br /></span><span><br /></span><span><strong><i>Sense of humor</i></strong></span><span><br /></span><span>Nggak cuma buat modal jadi pelawak aja, memiliki rasa humor juga penting untuk mewarnai hari-harimu baik dalam kehidupan pribadi maupun dunia kerjamu. Percaya nggak, sense of humor itu akan memudahkanmu untuk melewati masa-masa yang sulit. Selain itu, orang yang memiliki rasa humor yang tinggi juga lebih disukai dan mudah diterima oleh orang-orang di sekelilingnya. Si bos pasti jadi susah deh buat marah sama kamu. </span><span><br /></span><span><br /></span><span><strong><i>Be sportif</i></strong></span><span><br /></span><span>Sikap positif ini nggak hanya jadi modal buat para atlit doang. Mau berkompetisi secara sehat dan lapang dada tentunya juga dibutuhkan untuk di dunia kerja yang penuh persaingan. Jika kamu sudah mampu bersikap sportif, otomatis kamu nggak akan cepat mengeluh saat bekerja dan nggak punya rasa iri hati dengan rekan kerjamu yang lain. Biasanya, orang yang selalu menunjukkan sikap sportif akan lebih dihargai oleh orang lain.</span><div class="fullpost"><span><br /></span><span><strong><i>Low profile</i></strong> </span><span><br /></span><span>Orang yang sombong dan mementingkan diri sendirinya tentunya akan lebih sulit memperoleh banyak teman. Lain halnya dengan orang yang bersikap rendah hati. Biasanya mereka memiliki banyak teman karena rasa peduli yang besar dan mau mendengarkan keluh kesah orang lain. Buat kamu yang karirnya sedang beranjak ke posisi penting di kantor, sikap rendah hati adalah kunci penting dari keberhasilanmu. </span><span><br /></span><span><br /></span><span><strong><i>Friendly</i></strong></span><span><br /></span><span>Memiliki sifat yang mudah bergaul tentunya akan memudahkanmu untuk menjalin networking yang luas. Apalagi buat kamu yang membina karir di dunia marketing, sikap friendly adalah syarat mutlak yang nggak bisa ditawar lagi. Selain bisa menjaring banyak klien, sikap ini juga mencerminkan sosok pribadi seseorang yang percaya diri, positive thinking dan kooperatif. </span><span><br /></span><span><br /></span><span><strong><i>Good tolerant</i></strong> </span><span><br /></span><span>Punya rasa toleransi yang besar atau bersikap open minded akan lebih memudahkanmu menerima perbedaan dan kehadiran orang lain. Rasa toleran ini akan menyelamatkanmu saat menghadapi management kantor yang terkadang merugikan karyawan atau sikap rekan kerja yang menyebalkan. Dengan bermodal rasa toleran yang besar, dengan sendirinya kamu akan menjadi sosok pribadi yang kuat.</span><br /><br /><br /></div></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-50278443556390700952008-06-16T13:17:00.002+07:002008-09-03T20:10:12.692+07:00Cerita Unik Dibalik Gambar Laptop<div align="justify"><span>“Kembali ke Laptop!” tagline dari presenter kocak, Tukul Arwana, ini pasti sudah cukup akrab di telinga kita.</span><span><br /></span><span><br /></span><span>Yap, bagi masyarakat urban yang dinamis, laptop adalah barang penting yang nggak boleh ketinggalan. Selain bisa memudahkan pekerjaan, benda mungil ini juga terbilang sangat praktis dan stylish. Kerjaan beres, urusan gaya juga jalan terus. </span><span><br /></span><span><br /></span><span> Tapi kamu tahu nggak, ada cerita unik di balik laptop setiap orang lho. Teryata menurut para ahli psikologi, wallpaper atau screen saver pada laptop atau PC seseorang bisa menandakan kepribadian orang tersebut. Pasalnya, wallpaper atau screen saver yang kamu pilih itu akan selalu kamu lihat setiap menyalakan laptop. Hal ini ternyata bisa mengungkapkan kepribadian dan pikiran kamu yang terdalam. Penasaran? Yuk lihat infonya dibawah ini:</span><div class="fullpost"><span><br /></span><span><strong><i> Animal Picture</i></strong></span><span><br /></span><span>Siapa sih yang nggak gemes ngeliat gambar kucing atau anjing yang lucu? Kalau kamu memasang gambar kucing sebagai wallpaper atau screen saver, itu tandanya kamu seorang yang optimis. Sedangkan buat kamu yang memamerkan gambar anjing atu hewan lucu lainnya, kamu adalah seorang yang baik hati dan suka memandang segala sesuatu dengan penuh harapan. Berapa pun usiamu, kamu akan selalu memiliki sifat innocence. </span><span><br /></span><span><br /></span><span><strong><i>Family and Friends Picture</i></strong></span><span><br /></span><span>Memasang foto orang-orang terdekat dapat membuatmu merasa aman dan lebih realistis. Selain itu, kamu memiliki banyak kesabaran untuk orang lain. Pemilihan foto keluarga dan teman pada wallpaper laptop juga menandakan kalau kamu adalah pribadi yang mudah dihibur atau diajak bersenang-senang.</span><span><br /></span><span><br /></span><span><strong><i>Cartoon Picture</i></strong></span><span><br /></span><span> Buat para cartoon freak, memasang gambar kartun pada layar computer merupakan hal yang nggak boleh terlupa. Berbagai gambar lucu yang mengingatkanmu kembali pada masa kecil yang bahagia ini ternyata menjadi obat ampuh untuh mencerahkan setiap harimu. Semua tugas dan tanggung jawab dapat kamu selesaikan dengan senang hati, karena tipe orang seperti ini mampu mengerjakan berbagai tugas pada saat bersamaan atau multitasker. </span><span><br /></span><span><br /></span><span><strong><i>Nature View Picture</i></strong></span><span><br /></span><span>Yang satu ini memang terkesan klasik tapi masih banyak orang yang menggunakannya sebagai wallpaper atau screen saver. Buat kamu yang memilih gambar pemandangan alam itu tandanya kamu selalu berusaha keras untuk meraih kesuksesan. Bisa jadi kamu adalah orang yang mengalami banyak stress dalam menjalani kehidupanmu. Dengan melihat gambar pemandangan alam ini adalah salah satu cara kamu untuk mendapat sebuah ketenangan.<br /></span><span><br /></span><span> <strong><i>Outer Space Picture</i></strong></span><span><br /></span><span> Buat kamu yang memasang gambar luar angkasa pada layar komputer itu tandanya kamu adalah seorang perencana. In the real life, kamu suka berpikir dua langkah di depan dari orang kebanyakan. Selain itu, kamu juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berpikir cepat dan selalu merencanakan masa depanmu.</span><br /><br /></div></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-70567846827391985822008-05-26T14:05:00.004+07:002008-09-03T20:17:49.153+07:00"BLT" Jangan Menjadikan Rakyat Pengemis<div align="justify"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4el6pduY6zuXqYQ4zCMIWWibJLhaebr3m1o1tpqcWu5f5s8PheLPzXacgQR6B2UQJXyBSKxw_3NbV4bv18iNbJRbGLjfQTXijxqfSjJdGRiH_IFolrTeHfmrtSoS0DWUj8dZnrPDyXAY/s1600-h/bekelit26508-f.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4el6pduY6zuXqYQ4zCMIWWibJLhaebr3m1o1tpqcWu5f5s8PheLPzXacgQR6B2UQJXyBSKxw_3NbV4bv18iNbJRbGLjfQTXijxqfSjJdGRiH_IFolrTeHfmrtSoS0DWUj8dZnrPDyXAY/s200/bekelit26508-f.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5204579794209530146" /></a><span style="font-family:times new roman;">ADA satu & hadiah dalam peringatan lOO tahun Kebangkitan Nasional dari pemerintah berupa kenaikan harga bahan bakar minyak(BBM). Dalam sudut pandang saya, hal itu memang suatu keputusan yang bisa dipahami sebagai kebijakan pemerintah.| Sebuah keputusan yang tidak mudah, atau pilihanyang sama-sama buruk.|</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Menaikkan BBM, jelas, akan berdampak pada naiknya inflasi. Yang terkena langsung dampak kenaikan BBM itu, tentu, adalah rakyat golongan ekonomi lemah atau rakyat kecil. Selama ini kebutuhan bahan pokok dan transportasi Kota untuk mobilisasi dalam keseharian telah dirasa cukup berat.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Namun, di sisi lain, kenaikan BBM harus dipahami sebagai langkah mengatasi membengkaknya. subsidi BBM dalam APBN yang dipastikan menembus agka lebih dari Rp300 triliun.Hakikalnya,subsidi BBM sebagian besar dinikmati oleh golongan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Dari situ, politik menaikkan harga BBM menjadi sebuah keputusan yang dilematis.Di satu sisi, saat subsidi BBM dinaikkan, anggaran pembangunan lain menurun. Pemerintah sendiri memberi sinyal akan menaikkan BBM akhir Mei atau awal Juni men-datang. Namun yang perlu dipikirkan adalah kenaikan BBM ini tidak lepas dari kebijakan yang afirmatif atau keberpihakan kepada rakyat kecil agar mereka mampu memiliki daya tahan ekonomi dalam kurun waktu tertentu ke depan.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Di samping itu, tentu pemerintah juga harus punya komitmen untuk betul-betul membuat kebijakan penganggaran lebih efisien dan efektif yang harus ditunjukkan oleh semua jajaran, mulai pemerintah pusat, provinsi sampai jajaran pemerintahan daerah</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Dengan demikian, secara psikologis, beban ini tidak hanya ditanggung rakyat kecil, tetapi juga dapat menimbulkan empati pemerintah kepada masyarakat. Yang lebih penting lagi, ada suatu kebijakan ekonomi ke depan yang dapat memacu pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Hal ini harus benar benar diru-’muskan secara komprehensif dan ditetapkan dengan peraturan yang tegas dan pasti.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, pemerintah sudah menyiapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin. Menurut saya,hal ini mudah mudahan tidak menjadi program yang terdesak waktu. Program yang dianggap paling mudah atau paling sederhana, tetapi tidak memperhitungkan dampak-dampak sosialnya. DaIam arti, secara politis mungkin cukup membantu menyelesaikan masalah kemiskinan, tetapi di sisi lain justru melemahkan karakter manusia lndonesia.</span><div class="fullpost"><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Menurut saya, kebangkitan nasional harus diwarnai dengan penyadaran rakyat untuk merasa berdaya dan mempunyai keyakinan bahwa kemajuan serta kesejahteraan itu tidak hanya bisa dicapai dengan menengadahkan tangan.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Kemakmuran tidak bisa dicapai dengan tanpa usaha atau tidak ada kesejahteraan yang bisa dicapai tanpa bekerja keras. Pembangunan karakter bangsa juga tidak hanya selalu tergantung pada belas kasihan dari peinerintah. Tentu, momentum Kebangkitan Nasional ini bisa membentuk karakter bangsa menjadi lebih tangguh, lebih disiplin, lebih menghargai proses, lebih mampu bekerja dengan keras, dan lebih mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Namun, dengan adanya kebijakan BLT, apakah hasil itu justru tidak akan menurunkan nilai dari sebuah karakter bangsa? Apakah BLT tidak membuat kita menjadi bangsa yang suka menengadahkam tangan, bangsa pengemis, bangsa yang selalu mengharap belas kasih ? Bukan bangsa yang mampu merebut dan memperoleh kesejahteraan dengan usaha yang sungguh-sungguh serta disiplin ? j</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Padahal, pada era globalisasi, kita butuh bangsa yang berkarakter dan sanggup bekerja keras, bangsa yang punya harga diri dan tidak mau kalah. Nah, tentu ini perlu direnungkan oleh pemerintah, akan kah ada program-program lain yang lebih tepat sasaran?</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Kedua, program BLT yang diharapkan mampu menopang kehidupan kita selama kurun waktu tertentu secara berlanjut justru kadang kadang menjadi persoalan pelik. Faktanya, banyak .kasus dana BLT diijonkan, dipotong ‘ dengan sejumlah tarif tertentu oleh sejumlah oknum. Artinya,hal itu menjadi semacam jual beli surat berharga ,sementara masyarakat senang-senang saja menerima bantuan. Sebab, masyarakat seringkali mempunyai mental tidak bisa berhemat, yang akhirnya pemakaian dana BLT tidak tepat sasaran atau bukan untuk menghidupi rakyat secara arif. Dana BLT terkadang hanya menjadi pola konsumtif dimuka.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Tentu, persoalan im harus dipikirkan dengan pola pikir yang lebih sederhana. Misalnya, bantuan dana bukan dalam bentuk tunai, tetapi dengan model natura atau dalam bentuk beras. Bisa juga dalam bentuk beasiswa untuk masyarakat yang memiliki anak dalam usia pelajar.Dana tersebut bisa disalurkan melalui sekolah sebagai tambahan beasiswa pela-jar miskin. Lebih serius lagi, dana pengganti program BLT bisa disalurkan melalui program perencanaan yang ma-tang, misalkan proyek-proyek padat karya berbasis wilayah, sehingga dana itu bisa untuk membangun wilayah sendiri.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Masyarakat akan menerima gaji atau honor berdasarkan keterlibatan mereka dalam proyek yang dikerjakan , dari dan untuk mereka sendiri. Mereka yang bekerja akan mendapat upah. Di sini akan ada dua keuntungan. ;</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Pertama akan dapat memperbaiki infrastruktur wilayah yang tepat sasaran karena ; berasal dari keinginan dan perencanaan masyarakat sendiri.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Kedua, masyarakat secara harkat dan martabat akan lebih terangkat karena uang yang diterima bukan berasal dari mengemis atau menengadah bantuan dari pemerintah semata. Dengan model program pemberian dana padat karya, masyarakat akan merasa bangga karena memperoleh hasil cucuran keringat mereka sendiri.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Di sini, BLT seringkali menimbulkan masalah karena dana. diterimakan secara langsung by name ke warga. Persoalan yang sering terjadi adalah nama-nama warga yang berhak atau tidak untuk mendapat dana BLT sangat tergantung pada hasil pendataan pemerintah dan bukan hasil dari penilaian masyarakat sendiri. Kadang-kadang itu menjadikari perpecahan dan kecemburuan sosial. Kalau bisa, dana BLT tadi disalurkan dalam bentuk program padat karya, misalnya dalam satu lingkup rukun warga atau rukun tetangga. Misalnya dalam satu RT ada sejumlah warga miskin, kemudian dana tersebut disalurkan untuk program pembarigunan pemberdayaan masyarakat ? tempat,itu akan lebih tepat sasaran.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Data warga miskin akan lebih baik fungsinya hanya sebagai patokan pendataan saja. Dari situ kita hitung berapa kira-kira satu proyek yang bisa digarap warga secara mandiri dan berapa orang warga. miskin yang, berhak mendapat gaji dalam satu kurun waktu tertentu. Nah, dari situlah masyarakat bisa langsung dilibatkan.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Komunitas warga yang berhak melaksanakan proyek padat karya itu juga akan dapat terpetakan sehingga ada hasil nyata dan konkret di daerah tersebut, dengan hanya melibatkan warga miskin yang benar-benar miskin dan tidak terkontaminasi oleh kelompok lain.-</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Dalam peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional saat ini, tentu program tersebut akan mampu membentuk karakter bangsa yang tangguh. Di sisi lain, model program ini memungkinkan adanya nilai lebih di mana akan ada partisipasi dari komunitas warga yang mampu secara ekonomi di wilayah tersebut.</span><span style="font-family:times new roman;"><br /></span><span style="font-family:times new roman;">Kehadiran mereka dalam program padat karya yang diserahkan langsung kepada masyarakat, untuk menentukan proyek apa yang dibangun akan memberi nilai lebih pada program itu sendiri.</span><br /><br /></div></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-72085850812138406392008-05-21T12:08:00.006+07:002008-09-03T20:20:59.735+07:00Sulitnya Memberantas "Illegal logging"<div><div align="justify"><span><span>Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh sektor kehutanan Indonesia adalah percepatan laju deforestasi. Penebangan liar yang kemudian lebih populer dengan istilah illegal logging merupakan salah satu pemicu deforestasi yang melanda sebagian besar kawasan hutan di Indonesia. kerugian yang diderita negara akibat illegal logging mencapai kurang lebih 30 triliun rupiah per tahun atau kurang lebih 83 miliar rupiah per hari. Perkiraan ini berdasarkan perhitungan Departemen Kehutanan sejak tahun 1999, yaitu kurang lebih 29,5 juta meter kubik kayu yang beredar berasal dari hasil aktivitas illegal logging.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Tidak hanya itu saja, illegal logging juga sering dituding sebagai biang keladi bencana banjir dan tanah longsor yang sempat melanda beberapa wilayah di negeri ini. Sebut saja bencana banjir dan tanah longsor di Jember, Banjarnegara, Trenggalek, Janeponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Banjar dan sebagainya. Bencana ini telah memakan korban jiwa dan harta benda serta memporakporandakan perumahan penduduk dan sarana prasarana lainnya. Disinyalir bencana ini terjadi karena kondisi lingkungan yang semakin rusak, hutan gundul yang semakin meluas yang salah satunya disebabkan oleh aktivitas illegal logging.Sedemikian klise dan rutinnya, sehingga pencurian kayu menjadi suatu tradisi yang berlangsung sampai sekarang. Aktivitas ini tidak hanya melibatkan sekelompok masyarakat saja, tetapi melibatkan jaringan mafia yang cukup rapi, yang cakupan arealnya semakin luas. Sumatra, Kalimantan, Sulawesi juga Papua yang memiliki kawasan hutan juga tidak pernah terlewatkan dari aktivitas ini.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Seiring dengan perjalanan waktu pencurian kayu yang kemudian populer dengan istilah illegal logging berkembang luas dan menimbulkan dampak multidimensi yaitu berhubungan dengan aspek sosial, ekonomi dan ekologi. Hal ini tidak lain karena aktivitas illegal logging tidak melalui perencanaan yang komprehensif sehingga berpotensi merusak hutan yang kemudian berdampak pada perusakan lingkungan.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Aktivitas illegal logging telah tejadi hampir di seluruh tipe kawasan hutan, baik pada kawasan hutan produksi, hutan lindung, taman nasional, dan kawasan konservasi lainnya. Aktivitas illegal logging terjadi di beberapa yang memiliki potensi hutan dan mengandalkannya sebagai salah satu modal dasar dalam kegiatan pembangunan. Illegal logging menjadi masalah yang sangat kompleks, karena banyaknya aktor yang terlibat di dalamnya dengan kepentingan masing-masing, dengan jaringan pasar lokal, nasional maupun global. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pusat daerah untuk menghabisi aktivitas illegal logging baik yang bersifat preventif, persuasif maupun represif.</span></span></div></div><div class="fullpost"><span><span><br /></span></span><span><span>Sementara itu upaya represif dilakukan melalui kegiatan operasi pengamanan hutan secara fungsional kehutanan maupun gabungan. Operasi ini dilaksanakan dengan berbagai sandi operasi dengan dukungan instansi-instansi terkait. Berbagai pola operasi pemberantasan illegal logging dilakukan sesuai konsep TPHT, TKK, TKPH, Wana Bahari, Wana Laga, Wana Lestari dan sebagainya. Bentuk-bentuk kegiatan represif berupa razia, penyitaan barang bukti hasil dan alat kejahatan illegal logging, penangkapan pelaku dan sebagainya.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Banyak sudah upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meniadakan atau setidak-tidaknya mengurangi aktivitas tersebut. Terakhir adalah dikeluarkannya Inpres (Instruksi Presiden) Nomor 4 Tahun 2005 yang merupakan payung hukum dalam pemberantasan penebangan liar sampai ke akar-akarnya. Keluarnya peraturan tersebut merupakan bukti nyata bahwa pemerintah menganggap bahwa illegal logging merupakan ancaman besar bagi kelangsungan hutan Indonesia sehingga perlu kesungguhan untuk memberantasnya dengan didukung oleh payung hukum setingkat Inpres.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Sayangnya berbagai upaya tersebut belumlah cukup untuk menghentikan aktivitas penebangan liar. Dana yang dialirkan untuk upaya pemberantasan penebangan liarpun juga tidak sedikit baik dana yang dari pemerintah sendiri maupun dana yang dikucurkan oleh pihak lain. Tidak hanya pemerintah, tetapi lembaga-lembaga non pemerintah di tingkat lokal, nasional maupun internasional juga tidak bosan-bosannya dalam mengkampanyekan anti illegal logging. Rupanya berbagai upaya tersebut belumlah cukup untuk meredam aktivitas illegal logging. Mengapa hal itu bisa terjadi ?</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Illegal logging harus dilihat dari perspektif yang komprehensif dengan segala aspeknya. Antara lain adalah aspek legal, aspek supply demand kayu, aspek sosial ekonomi, dan aspek penegakkan supremasi hukum.Sayangnya berbagai upaya tersebut belumlah cukup untuk menghentikan aktivitas penebangan liar. Dana yang dialirkan untuk upaya pemberantasan penebangan liarpun juga tidak sedikit baik dana yang dari pemerintah sendiri maupun dana yang dikucurkan oleh pihak lain. Tidak hanya pemerintah, tetapi lembaga-lembaga non pemerintah di tingkat lokal, nasional maupun internasional juga tidak bosan-bosannya dalam mengkampanyekan anti illegal logging. Rupanya berbagai upaya tersebut belumlah cukup untuk meredam aktivitas illegal logging. Mengapa hal itu bisa terjadi ?</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Illegal logging harus dilihat dari perspektif yang komprehensif dengan segala aspeknya. Antara lain adalah aspek legal, aspek supply demand kayu, aspek sosial ekonomi, dan aspek penegakkan supremasi hukum.Menurut CIFOR (2004), sebanyak 48,8 juta orang penduduk Indonesia tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan. Dari jumlah tersebut kurang lebih 10,2 juta orang di antaranya tergolong masyarakat miskin, sehingga perlu segera dilakukan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dari sepek sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan dapat dijelaskan bahwa tingkat sosial ekonomi yang rendah akan memicu masyarakat lokal melakukan penebangan kayu secara illegal. Kegiatan ini dilakukan baik sekedar untuk membangun tempat tinggal, mengambil lahannya untuk berladang atau yang memang semata-mata mempunyai tujuan komersial dengan memperjualbelikan kayu yang diperoleh.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Tidak adanya kesempatan dan akses terhadap mata pencaharian lain yang lebih menguntungkan selain dengan menebang kayu juga dapat memicu masyarakat lokal melakukan penebangan kayu secara illegal. Sebagian masyarakat merasa tidak terbantu dengan keberadaan hutan produksi yang dikelola oleh HPH maupun kawasan hutan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi, ditambah lagi dengan kesalahan pemaknaan konsep hutan milik negara yang diterjemahkan hutan sebagai milik masyarakat dalam arti masyarakat bebas memperlakukannya sekehendak hati juga mendorong aktivitas penebangan kayu secara membabi buta. Apalagi HPH sendiri kadang-kadang juga terlibat dalam illegal logging di arealnya maupun di luar konsesinya karena berbagai tuntutan baik yang dilakukan secara langsung atau sekedar memfasilitasi pihak lain.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Adanya kesenjangan antara supply dan demand kayu juga mempunyai pengaruh terhadap intensitas illegal logging. Kesenjangan ini terjadi sebagai akibat konsumsi kayu untuk kebutuhan industri maupun pemenuhan kebutuhan masyarakat cukup tinggi. Secara nasional, menurut Suripto (2005) kebutuhan bahan baku kayu bulat pada saat ini setiap tahunnya mencapai kurang lebih 63 juta meter kubik. Sedangkan produksi kayu bulat dari hutan produksi adalah sekitar 22 juta meter kubik per tahun sehingga terdapat kesenjangan antara supply dan demand kayu bulat sebesar 30-40 juta meter kubik per tahun.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Pertumbuhan industri pengolahan kayu di luar negeri seperti Malaysia, Taiwan, Korea, dan RRC yang juga membutuhkan bahan baku kayu bulat dan kayu gergajian dari Indonesia menambah kesenjangan yang memacu kegiatan penebangan liar. Begitu juga dengan konsumsi kayu untuk rumah tinggal yang cukup tinggi juga berpengaruh terhadap semakin meningkatnya permintaan kayu untuk konsumsi masyarakat lokal. Betapa tidak, sampai saat ini kayu masih tetap diperlukan sebagai salah satu unsur pokok dalam membangun rumah tinggal. Kondisi seperti ini juga berdampak pada semakin tingginya kesenjangan supply dan demand kayu sehingga kebutuhan kayu selain dipenuhi dari kayu-kayu legal juga harus dipenuhi dari kayu hasil aktivitas illegal logging.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Lemahnya penegakkan supremasi hukum juga berpengaruh terhadap semakin meningkatnya aktivitas illegal logging. Upaya penegakkan hukum biasanya terhambat dengan berbagai alasan seperti BAP tidak lengkap, tidak cukup bukti, tidak ada saksi yang menguatkan dan sebagainya sehingga proses hukum tidak dapat dilanjutkan, meskipun semua pihak mengetahui bahwa fakta di lapangan memang terjadi illegal logging baik yang dilakukan oleh perorangan, perusahan skala kecil maupun perusahaan skala besar.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Upaya penegakkan hukum juga belum sepenuhnya menyentuh seluruh pihak yang terlibat dalam illegal logging. Biasanya hanya pelaku di lapangan yang seperti penebang kayu atau sopir truk, yang sering tertangkap dan diproses hukum. Sementara itu sang cukong pemilik modal masih banyak yang belum tersentuh hukum. Bahkan karena kepiawaiannya cukong dapat melepaskan pelaku di lapangan untuk tidak diproses hukum. Lemahnya proses penegakkan hukum disinyalir karena ada oknum aparat penegak hukum ada yang bermain, baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya terlibat suap, ikut menggerakkan dan memberi modal kepada masyarakat, menjadi backing dan pengawalan aparat serta menggeser isu-isu kejahatan pidana kehutanan menjadi isu sosial dan politik untuk pembenaran. Juga penyalahgunaan wewenang yang diantaranya meliputi kolusi dalam penerbitan izin penebangan dan pengangkutan, pelanggaran izin, manipulasi penggunaan peralatan, penyalahgunaan dokumen, penyelundupan dan sebagainya.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Beberapa kasus illegal logging yang memang sudah diproses secara hukum, tetapi sanksi yang dikenakan tidak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan akibat illegal logging. Sanksi seperti ini tidak memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang terlibat dalam illegal logging. Diskriminasi dalam penegakkan hukum juga menimbulkan memicu kecemburuan masyarakat lokal sehingga mereka semakin berani melakukan aktivitas illegal logging. Syukurlah dalam beberapa waktu terakhir cukong-cukong illegal logging mulai diburu meskipun sampai saat ini masih banyak yang belum tertangkap dan diadili.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Pada hakekatnya illegal logging tidak sekedar tindakan kriminal biasa tetapi merupakan kejahatan lingkungan yang luar biasa merugikan. Bila berlangsung secara terus menerus bukan hanya negara yang dirugikan dari segi penerimaan pendapatan negara tetapi juga berupa kerusakan lingkungan yang tidak ternilai dengan rupiah. Dampak illegal logging akan dirasakan oleh masyarakat secara luas karena kerusakan kawasan hutan yang berdampak pada menurunnya fungsi-fungsi ekonomi dan konservasi. Lantas bagaimana solusinya ?</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Pertama, model pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang selama ini masih menjadi wacana harus selekasnya direalisasikan, sehingga masyarakat merasa untuk ikut memiliki dan bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan yang ada di sekitarnya. Dengan demikian akses masyarakat terhadap hutan tidak tertutup sama sekali ditopang oleh regulasi yang berjalan secara legal. Pemanfaatan hutan tidak hanya menguntungkan pemerintah dan swasta saja, tetapi juga harus menguntungkan masyarakat, khususnya dalam meningkatkan status sosial ekonominya sehingga tidak ada istilah masyarakat marginal mereka. Dengan demikian masyarakat akan merasa memiliki dan terciptalah pengamanan hutan berbasis masyarakat.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Kedua, pengembangan produk dan peningkatan rendemen kayu olahan di industri agar bahan baku kayu dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Pemanfaatan limbah kayu di hilir dan hulu pada prinsipnya adalah untuk meminimalkan kayu yang terbuang sehingga kesenjangan supply demand kayu untuk industri dapat dikurangi. Disamping itu untuk menambah kemampuan supply bahan baku, program hutan tanaman yang dilakukan oleh masyarakat, swasta, masyarakat atau merupakan sinergi antara ketiganya harus benar-benar dilaksanakan, tidak sekedar sebagai sarana guna mendapatkan dana segar. Impor kayu juga tidak ada salahnya diperluas karena selama ini impor kayu memang telah berlangsung dalam skala terbatas.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Ketiga, pola kemitraan dalam upaya penanggulangan illegal logging perlu ditingkatkan sehingga masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan tidak menjadi semakin terasing dan tertekan dari lingkungannya sendiri. Pada hakekatnya masyarakat adalah merupakan komponen yang juga harus diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya hutan, karena masyarakat sesungguhnya merupakan bagian dari ekosistem hutan.</span></span><span><span><br /></span></span><span><span>Keempat, dalam penegakkan hukum diperlukan peningkatan kualitas mental aparat dan penegak hukum dengan menegakkan perilaku disiplin yang disertai sistem kontrol yang ketat baik oleh pemerintah sendiri, masyarakat maupun pihak swasta sehingga tidak ada diskriminasi hukum. Dalam hal ini perlu diberikan sanksi bagi yang pelaku illegal logging Sebaliknya perlu juga diberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang berupaya mendorong upaya membersihkan pengelolaan hutan dari aktivitas illegal logging.</span></span></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-77116850014382762192008-05-21T11:58:00.003+07:002008-09-03T20:05:00.324+07:00"Ritual Balala' Memberikan Kedamaian"<div><span>BALALA’</span> salah satu bagian dari tatanan Adat Budaya Dayak (Sub Suku Dayak Kanayatn/ (Bahasa Badamea dan Bahasa Baahe), tentu juga tidak terlepas dari bagian tatanan Adat Nasional dan Internasional.<br /><br />Balala' merupakan ritual adat yang religius. Sayang Balala' belum dikenal oleh lapisan masyarakat Dayak secara menyeluruh. Begitu pun ditingkat Nasional Balala' belum terpandang, lantaran Panatua-Panatua Adat belum berani mempromosikannya dalam bentuk sajian secara khusus yaitu: "Balala' ". Ritual Balala' memberi kedamaian dalam kehidupan beradat-istiadat, berbangsa dan bernegara. Perlu permenungan dalam Balala', didalamnya; masyarakat Adat diajak melakukan Instrospeksi (Menginrospeksi). Intropeksi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti: Peninjauan terhadap sikap diri-sendiri (mawas diri). Didalam Balala' juga ada unsur "TolakBala", yang fungsinya : Meredam kejadian-kejadian yang dapat mengganggu kehidupan manusia, dan sangat efektif dalam meredam gejolak sosial dam menjauhkan segala bentuk mala petaka dan mara bahaya.<br /><br />Ritual Balala' dihubungkan dengan Ritual Agama memiliki kesesamaan sifat religius. Kemiripannya, antara lain dalam agama Katolik adalah Pantang dan Puasa, dalam agama Islam yaitu Puasa, dalam agama Hindu yaitu Nyepi. Dengan adanya kesamaan sifat, makna dan tujuan, "Balala' " tidak berlawanan dengan Agama. </div><div class="fullpost"><br /><br /><span>Pergertian Balala'</span><br />Pandangan saya : berpantang melakukan setiap pekerjaan yang berhubungan dengan padi ladang/sawah. Berpantang melakukan pekerjaan bahkan memetik daun, pantang makan makanan/masakan tertentu.<br /><br />Balala' dalam masyarakat Dayak; perlu diangkat dan diperkenalkan secara luas. Ritual ini sarat dengan nilai-nilai sosial dan budaya. Juga merupakan wujud nyata kedekatan hubungan manusia Dayak dengan alam, dan kepedulian mereka terhadap lingkungannya. Balala' bertujuan: ngiliratn (menghilirkan/menghanyutkan) penyakit padi dan ngiliratn antu (hantu) afat (membuang bahaya kelaparan).<br /><br />Menurut saya pantang dan Puasa (Amai'/amali') dan menahan diri. Tidak boleh makan-makanan dan tidak boleh minum-minuman yang terlarang. Intinya mampu menahan "hawa nafsu" yang negatif. Kita dituntut untuk membersihkan diri (bertobat). Balala' merupakan bagian dari tatanan Adat Budaya Dayak yang juga sudah mentra disi secara turun-temurun dalam budaya tahunan Dayak Kanayatn. Balala' juga merupakan inti Upacara Adat Dayak. Karena Balala' mengandung nilai religiun yang sangat tinggi dan amat sakral. Dengan adanya sesama, berdamai dengan alam dan seisinya benar untuk dinasionalkan, bahkan perlu diinternasionalkan (go international).<br /><br />Mengingat carut-marutnya stabilitas nasional kita sekarang ini, yang mengalami krisis multi dimensi, dimana ada banyak musibah yang menimpa negeri kita ini, baik dari alam maupun dari tindakan-tindakan sekelompok kecil orang yang tidak bertanggung jawab. Ini akibat dari lupa berintrospeksi, dan tidak mau "Balala' ". Pagelaran atau pengetasan "Balala' " ada baiknya, terutama :<br /><br /> 1). Untuk menambah kasanah budaya bangsa<br /><br /> 2). Dapat menjadi ajang wisata; baik domestik, maupun wisata manca negara<br /><br /> 3). Kalimantan dapat dijadikan "Taman Jubata"<br /><br /> 4). Kehidupan menjadi aman, damai, dan sejahtera.<br /><br />Ritual Balala' menjadi go publik apabila: para sesepuh, pamane (cendikiawan), dan aparatur pemerintah sadar akan keberadaan adad istiadat. Semoga Balala' dapat dimegerti bersama. Untuk dapat mewujudkan Balala' bukan sekedar impian, tetapi perlu menyatukan visi dan misi antar masyarakat adat beradat. Ini semua perlu dukungan bersama (oleh semua pihak). Yang sangat diharapkan terutama perjuangan dari para Dewan Adat, buktinya bahwa kamu mampu.<br /><br />Adil Ka Talino, Bacuramin Ka Saruga, Basengat Ka' Jubata. Kuuuura'am. Yang artinya: Adil di dunia, berpandangan di surga, bernapaskan dari Allah. Syukur kepada Allah.</div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-39383471186247098362008-05-21T11:38:00.004+07:002008-09-03T20:08:43.855+07:00"Illegal logging Dampak Perkebunan kelapa Sawit"<div>Illegal logging yang banyak terjadi di Kalimantan khususnya di Kalimantan Barat berhubungan dengan gencarnya pembukaan perkebunan kelapa sawit. Artinya pembukaan perkebunan kelapa sawit mempunyai andil besar atas terjadinya illegal logging. Seperti diketahui bahwa pemberian ijin pembukaan perkebunan kelapa sawit selalau berada dalam kawasan hutan atau kawasan yang berhutan, dimana setidaknya potensi tegakan kayu komersial yang ada didalamnya berkisar antara 25-40 meter kubik per hectare.<br />Pembukaan perkebunan kelapa sawit dipastikan harus membabat dan memberangus semua kayu tegakan di lahan yang diperuntukan baginya, oleh karena itu, maka tidak dapat dipungkiri bahwa akan menyebabkan begitu banyak kayu komersial yang musnah sia-sia dari pembukaan kebun kelapa sawit tersebut.<br /></div><div class="fullpost"><br />Dengan kondisi dimana PBS Sawit yang tidak mempunyai ijin IPK, maka akan dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk meraup keuntungan dengan memungut kayu-kayu tersebut. Ironisnya pemanfaatan kayu tersebut [yang sering disebut dengan limbah] oleh masyarakat setempat kemudian masuk dalam katagori kayu haram.<br /><br />Jika melihat dari duduk persoalan sebenarnya, maka sesungguhnya pangkal soal maraknya illegal logging [dan juga kebakaran hutan dan lahan] adalah akibat pemberian ijin perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan atau areal yang berhutan. Masalahnya adalah ketamakan dan keteledoran serta sipat mencari keuntungan dari pejabat pemberi ijin yang juga disinyalir turut meraup keuntungan dari kayu-kayu di areal perkebunan kelapa sawit tersebut.<br /><br />Untuk memberangus illegal logging, salah satu cara yang paling mudah adalah dengan menghentikan pembukaan kawasan hutan dan kawasan berhutan untuk perkebunan kelapa sawit, berikan ijin dan buka saja kebun sawit di kawasan yang tandus dan tidak berhutan, maka tidak akan ada illegal logging. Dalam hal illegal logging yang dihasilkan dan berasal dari kayu-kayu yang berasal dari pembukaan areal perkebunan kelapa sawit ini patut dicatat bahwa biang soalnya adalah pejabat yang memberikan ijin di kawasan hutan dan berhutan. Mereka inilah yang sebenarnya dalang dan pendukung illegal logging secara sistematis.<br /><br />Aparat hokum harus lebih cermat dan bijak melihat persoalan illegal logging ini dengan tidak hanya mengejar pelaku dan pengumpul kelas teri saja, tetapi juga harus ditelusuri asal usul dan keterlibatan sistematis pember ijin pembabatan hutan untuk perkebunan. Illegal logging buka hanya kayu-kayu yang telah milir di sungai atau beredar di jalan-jalan, melainkan juga aktivitas pembalakan dan penebangan yang dilakukan diareal hutan dan kawasan berhutan.</div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6934562546132721141.post-66717546857467978682008-05-19T17:19:00.004+07:002008-09-03T20:09:03.851+07:00"Kenaikan BBM & Tantangan Ekonomi KalBar"<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIEXYxYRDHfHVghV12crh6eHVsrtSgsUq1bQ3U_Y4X1M3WAdz_8W5bWcuZrGSR1xlzZVmsASy-emSN4amqP3cZHfZU_iQrCmD2K0wQHz6ac4SVSIOHGPEXYersgSUG78ztj6MyGlK-1xw/s1600-h/bekelit2258-f.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIEXYxYRDHfHVghV12crh6eHVsrtSgsUq1bQ3U_Y4X1M3WAdz_8W5bWcuZrGSR1xlzZVmsASy-emSN4amqP3cZHfZU_iQrCmD2K0wQHz6ac4SVSIOHGPEXYersgSUG78ztj6MyGlK-1xw/s200/bekelit2258-f.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5204582298175463730" /></a><br /><div align="justify"><span>Ekonomi Indonesia tahun 2008 tampaknya akan mengalami masa sulit, dan tentu saja akan berdampak terhadap kinerja ekonomi Kalbar. Walaupun target pertumbuhann ekonomi Kalbar tahun 2008 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir (4,48%) yang berdampak terhadap penurunan angka kemiskinan (12,91%) dan pengangguran (7,08%), namun dampaknya terhadap tingkat kemiskinan dan pengangguran relatif stabil masing-masing hanya 13,02% dan 7,10%. Bagaimana kalau pemerintah benar-benar melaksanakan opsi terakhirnya dengan menaikkan harga BBM tahun ini?</span><span><br /></span><span><br /></span><span><strong><i>Inflasi, ICOR dan Pertumbuhan Ekonomi</i></strong></span><span><br /></span><span><br /></span><span>Walaupun menaikkan harga BBM merupakan opsi terakhir untuk menanggulangi beban subsidi APBN, namun dengan melihat perkembangan kondisi ekonomi yang overheating saat ini, menaikkan harga BBM tampaknya bukan merupakan kebijakan yang populis. Sebab bukan hanya dapat menimbulkan tekanan ekonomi bagi masyarakat berpendapatan rendah dan tetap, tetapi juga dapat membuat situasi sosial-politik menjadi tidak menguntungkan menjelang Pemilu dan Pemilihan Presiden tahun 2009. Bila harga minyak tetap di atas $100/barrel sampai tahun depan, maka bisa dipastikan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan.</span><span><br /></span><span><br /></span><span>Upaya pemerintah untuk melakukan langkah pembatasan konsumsi premium dan minyak tanah dengan berbagai cara tampaknya tidak efektif. Akibatnya pengeluaran subsidi BBM membengkak, demikan pula subsidi listrik. Dunia usaha juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ini. Sektor manufaktur yang menjadi lokomotif pertumbuhan menghadapi tantangan paling berat, karena bukan saja biaya produksi meningkat, dengan tingginya harga BBM dan bahan baku, daya beli konsumen juga mengalami penurunan. Hanya industri kendaraan bermotor yang tampaknya masih berkembang dengan cukup baik, selama harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan.</span><div class="fullpost"><span><br /></span><span>Bila opsi menaikkan BBM tetap dilakukan pemerintah, maka target pertumbuhan ekonomi Kalbar tahun 2008 pasti akan sulit direalisasikan. Pemda Kalbar terpaksa harus menghitung kembali besaran (indikator) ekonomi makro yang lain dan merevisi anggarannya. Pada gilirannya, banyak proyek infrastruktur termasuk revitalisasi pertanian untuk pengetasan kemiskinan dan pengangguran akan tertunda. Resiko sistematis ini memang sulit dihindarkan. Yang harus dilakukan adalah bagaimana mengelola resiko ini sehingga dampaknya menjadi minimal.</span><span><br /></span><span><br /></span><span>Dalam kondisi volatilitas ekonomi seperti ini, maka pengetahuan tentang financial risk management sepertinya penting bagi pengelola ekonomi di daerah. Efisiensi pengelolaan dana untuk pembangunan seharusnya dianalisis dalam kerangka manajemen resiko dan urgensi penerapan good governance di semua lini pemerintahan daerah. Dalam hal ini, menajemen keuangan daerah yang efisien sangat diperlukan agar prinsip value for money benar-benar direalisasikan sehingga setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di Kalbar. Karena persoalannya bukan semata-mata jumlah DAU, DAK atau sumber penerimaan daerah yang lain yang diharapkan meningkat dalam jumlah besar, tetapi efektivitas dan efisiensinya sangat tergantung pada ketrampilan manajerial Pemda Kalbar dalam mengelola dana tersebut secara benar, tepat dan berdasarkan prinsip money for value untuk kepentingan masyarakat.</span><span><br /></span><span><br /></span><span><br /></span><span><strong><i>Suku bunga dan Sektor rill</i></strong></span><span><br /></span><span>Suku bunga sangat terkait dengan pembiayaan sektor riil. Dengan suku bunga SBI yang rendah saat ini (8% per tahun), seharusnya suku bunga kredit menurun dan pada gilirannya mendorong pertumbuhan sektor riil. Menurut BI Kalbar, pangsa pasar kredit sebesar 66,92 persen atau Rp 4,7 triliun ada di kota Pontianak, dan sebagian besar kredit konsumsi. Ini berarti kredit yang dikucurkan untuk 12 kabupaten/kota lainnya di Kalbar tidak sampai 30%. Padahal kabupaten-kabupaten tersebut kaya dengan berbagai sumber daya alam (SDA) yang sangat membutuhkan kucuran kredit investasi. Persoalan sektor riil sangat tergantung pada stimulus APBD. Sudah waktunya Pemda Kalbar segera berbenah diri dengan memberikan stimulus dunia usaha di daerah. Pencairan APBD harus dipercepat sehingga mendorong dunia usaha di daerah. Keterlambatan pengeluaran dana APBD karena sulitnya prosedur dan ketatnya pengawasan harus diatasi jika proyek-proyek pembangunan diinginkan untuk berjalan. Berjalannya proyek-proyek pemerintah di daerah akan sangat membantu menciptakan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan bagi masyarakat pada umumnya.</span><span><br /></span><span><br /></span><span>Kita sudah berada di pertengahan tahun 2008, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama biasanya relatif rendah seiring dengan masih kecilnya realisasi pos pengeluaran APBD, kecuali untuk proyek yang dananya belum diserap sampai akhir tahun 2007. Kita tidak mengharapkan pengeluaran tersebut akan menumpuk di akhir tahun, sehingga proyek yang dilaksanakan asal jadi semata-mata mengejar target kuantitatif. Sebab penumpukan anggaran dan penggunaannya yang terkesan tergesa-gesa demi memenuhi target anggaran di akhir tahun dapat memberikan peluang penyalahgunaan dana sehingga proyek infrastruktur yang dibangun terkesan asal-asalan dan berkualitas rendah.</span><span><br /></span><span><br /></span><span>Menghadapi kemungkinan kenaikan BBM, sudah seharusnya Pemda mempersiapkan jaring pengaman sosial dengan prioritas utama meningkatkan subsidi pangan guna mengurangi beban masyarakat miskin. Oleh sebab itu, penciptaan birokrasi yang efisien dan penguatan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui pemerintahan yang bersih, koordinasi yang efektif antar instansi, dan kebijakan pemerintah yang dapat menciptakan masyarakat mandiri, bertanggung jawab, beretos kerja tinggi, peduli, penuh kasih sayang, dan karakter mulia lainnya merupakan prasyarat mutlak bagi terciptanya kredibilitas institusi pemerintahan di daerah ini sehingga permasalahan pembangunan dapat diselesaikan. Tanpa adanya kredibilitas institusi, maka optimalitas penanggulangan empat dari enam masalah yang akan diselesaikan Gubernur semasa kepimpinannya seperti penanggulangan masalah ketersediaan pangan, masalah energi, penanganan gizi buruk, dan penanggulangan kemiskinan tampaknya akan sulit direalisasikan.</span><br /></div></div>"novi"http://www.blogger.com/profile/04227763774297305625noreply@blogger.com0