Saya sangat sepakat jika event “Naik Dango” ( suatu event ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yg melimpah terutama hasil panen besar ) di evaluasi ulang karena beberapa faktor, tidak sedikit rumah adat yang di bangun terbengkali pasca Naik Dango, solusi : untuk memudahkan Promosi dapat di pusatkan disatu tempat saja, misal saja di Kabupaten. Ini dilakukan agar pembengkakan anggaran bisa di hindari, karena selama ini terlalu boros anggaran untuk pembuatan rumah adat setiap tahunnya, bisa kita bayangkan untuk peserta naik dango di Kab Landak ( KALBAR ) berjumlah 23 Kecamatan, jika dilaksanakan bergilir, otomatis 23 tahun kemudian baru dipakai kembali rumah adatnya. So apa yg terjadi dengan rumah adat kalau udah 23 tahun ga dipakai,dijamin rusaklah! sementara yg baru aja udah rusak, yg tak kalah pentingnya agar dalam event Naik Dango, nama tokoh pelopor pesta ini di abaikan sehingga ada kesan sendiri. Ini semata mata di lakukan untuk membawa event Naik Dango dapat dikenal luas, karena jika boleh jujur Event naik Dango ini sangat belum ter “EXSPOSE”, sedangkan ini aset budaya yg sangat menjanjikan….!! To be continue…
Salam dariku dari tanah rantau…..!!
Read More......
Salam dariku dari tanah rantau…..!!