THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 21 Mei 2008

"Ritual Balala' Memberikan Kedamaian"

BALALA’ salah satu bagian dari tatanan Adat Budaya Dayak (Sub Suku Dayak Kanayatn/ (Bahasa Badamea dan Bahasa Baahe), tentu juga tidak terlepas dari bagian tatanan Adat Nasional dan Internasional.

Balala' merupakan ritual adat yang religius. Sayang Balala' belum dikenal oleh lapisan masyarakat Dayak secara menyeluruh. Begitu pun ditingkat Nasional Balala' belum terpandang, lantaran Panatua-Panatua Adat belum berani mempromosikannya dalam bentuk sajian secara khusus yaitu: "Balala' ". Ritual Balala' memberi kedamaian dalam kehidupan beradat-istiadat, berbangsa dan bernegara. Perlu permenungan dalam Balala', didalamnya; masyarakat Adat diajak melakukan Instrospeksi (Menginrospeksi). Intropeksi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti: Peninjauan terhadap sikap diri-sendiri (mawas diri). Didalam Balala' juga ada unsur "TolakBala", yang fungsinya : Meredam kejadian-kejadian yang dapat mengganggu kehidupan manusia, dan sangat efektif dalam meredam gejolak sosial dam menjauhkan segala bentuk mala petaka dan mara bahaya.

Ritual Balala' dihubungkan dengan Ritual Agama memiliki kesesamaan sifat religius. Kemiripannya, antara lain dalam agama Katolik adalah Pantang dan Puasa, dalam agama Islam yaitu Puasa, dalam agama Hindu yaitu Nyepi. Dengan adanya kesamaan sifat, makna dan tujuan, "Balala' " tidak berlawanan dengan Agama.


Pergertian Balala'
Pandangan saya : berpantang melakukan setiap pekerjaan yang berhubungan dengan padi ladang/sawah. Berpantang melakukan pekerjaan bahkan memetik daun, pantang makan makanan/masakan tertentu.

Balala' dalam masyarakat Dayak; perlu diangkat dan diperkenalkan secara luas. Ritual ini sarat dengan nilai-nilai sosial dan budaya. Juga merupakan wujud nyata kedekatan hubungan manusia Dayak dengan alam, dan kepedulian mereka terhadap lingkungannya. Balala' bertujuan: ngiliratn (menghilirkan/menghanyutkan) penyakit padi dan ngiliratn antu (hantu) afat (membuang bahaya kelaparan).

Menurut saya pantang dan Puasa (Amai'/amali') dan menahan diri. Tidak boleh makan-makanan dan tidak boleh minum-minuman yang terlarang. Intinya mampu menahan "hawa nafsu" yang negatif. Kita dituntut untuk membersihkan diri (bertobat). Balala' merupakan bagian dari tatanan Adat Budaya Dayak yang juga sudah mentra disi secara turun-temurun dalam budaya tahunan Dayak Kanayatn. Balala' juga merupakan inti Upacara Adat Dayak. Karena Balala' mengandung nilai religiun yang sangat tinggi dan amat sakral. Dengan adanya sesama, berdamai dengan alam dan seisinya benar untuk dinasionalkan, bahkan perlu diinternasionalkan (go international).

Mengingat carut-marutnya stabilitas nasional kita sekarang ini, yang mengalami krisis multi dimensi, dimana ada banyak musibah yang menimpa negeri kita ini, baik dari alam maupun dari tindakan-tindakan sekelompok kecil orang yang tidak bertanggung jawab. Ini akibat dari lupa berintrospeksi, dan tidak mau "Balala' ". Pagelaran atau pengetasan "Balala' " ada baiknya, terutama :

1). Untuk menambah kasanah budaya bangsa

2). Dapat menjadi ajang wisata; baik domestik, maupun wisata manca negara

3). Kalimantan dapat dijadikan "Taman Jubata"

4). Kehidupan menjadi aman, damai, dan sejahtera.

Ritual Balala' menjadi go publik apabila: para sesepuh, pamane (cendikiawan), dan aparatur pemerintah sadar akan keberadaan adad istiadat. Semoga Balala' dapat dimegerti bersama. Untuk dapat mewujudkan Balala' bukan sekedar impian, tetapi perlu menyatukan visi dan misi antar masyarakat adat beradat. Ini semua perlu dukungan bersama (oleh semua pihak). Yang sangat diharapkan terutama perjuangan dari para Dewan Adat, buktinya bahwa kamu mampu.

Adil Ka Talino, Bacuramin Ka Saruga, Basengat Ka' Jubata. Kuuuura'am. Yang artinya: Adil di dunia, berpandangan di surga, bernapaskan dari Allah. Syukur kepada Allah.

0 komentar: